Label

Sabtu, 04 Mei 2013

Gangguan Pertumbuhan (Patologi Umum Veteriner)

kesempatan ini saya ingin memposting tentang materi Patologi Umum Veteriner tengtang Gangguan Pertumbuhan.

kasus gangguan pertumbuhan tidak hanya terjadi pada manusia, namun juga banyak terjadi pada hewan. gangguan pertumbuhan ini bisa terjadi ditingkat sel yang merupakan penyusun terkecil tubuh atau bahkan di tingkat organ dimana gangguan pertumbuhan ini dapat terjadi baik sebelum kelahiran atau sesudah kelahiran.
ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan yaitu:

  • jumlah sel dalam jaringan atau organ
  • ukuran sel dalam jaringan atau organ
  • kombinasi dari kedua faktor diatas
  • perubahan tipe sel normal menjadi tipe sel yang lain dalam jaringan atau organ


dari faktor faktor penyebab gangguan pertumbuhan diatas ada beberapa dampak yang ditimbulkan terhadap organ atau jaringan seperti:

  • sel atau jaringan lebih kecil dari keadaan normal
  • sel atau organ lebih besar dari keadaan normal
  • perubahan tipe tipe sel yang lain


ada banyak jenis jenis gangguan pertumbuhan baik itu dilihat dari penyebab atau dari bentuk jaringan atau organ yang mengalami gangguan pertumbuhan. berikut ini jenis jenis gangguan pertumbuhan.
1. Agenesis
    adalah gangguan pertumbuhan dimana suatu jaringan atau organ tidak ada pada suatu individu sejak lahir. penyebabnya adalah akibat kelainan pertumbuhan pada masa embrional
2. Aplasia
    merupakan gangguan pertumbuhan dimana organ atau jaringan yang telah terbentuk sejak lahir tidak mengalami perkembangan sama sekali.
3. Atresia
    merupakan gangguan pertumbuhan dimana tidak adanya atau tidak terbentuknya lubang alami pada tubuh sejak lahir. hal ini disebabkan akibat kelainan pertumbuhan saat masa embrional
4. Atrofi
    adalah gangguan pertumbuhan dimana keadaan jaringan atau organ mengecil setelah jaringan atau organ tersebut telah mencapai ukuran normal. ada dua faktor penyebab gangguan pertumbuhan ini yaitu berkurangnya jumlah sel (atrofi numerik) dan akibat kurang besarnya komponen sel sel (atrofi kuantitatif)

berdasarkan penyebabnya ada beberapa tipe atrofi yaitu:

  •  atrofi fisiologis

    atrofi ini diakibatkan oleh proses metabolisme normal yang umumnya berkaitan dengan umur. contohnya bursa fabricius pada unggas, semakin dewasa unggas tersebut bursa fabricius semakin kecil.

  • atrofil malnutrisi

    jaringan atau organ mengalami pengecilan (atrofi) karena kekurangan gizi yang berlangsung lama.

  • atrofi salah guna

    yaitu penurunan ukuran jaringan atau organ karena jarang digunakan atau tidak melakukan aktivitas. umumnya atrofi ini terjadi pada anggota gerak.

  •  atrofi tekanan

    keadaan suatu jaringan atau organ yang mengecil akibat tekanan mekanik secara terus menerus dan berlangsung lama. contohnya jaringan yang tertekan oleh tumor.

  • atrofi humoral

   mengecilnya suatu jaringan atau organ akibat kekurangan hormon tertentu.

  • atrofi keracunan

   mengecilnya jaringan atau organ akibat zat racun tertentu yang mengganggu pertumbuhannya. zat racun biasanya menyebabkan nekrosis sel sel sehingga terjadi pengurangan jumlah sel sel pada organ tersebut.

dilihat dari keadaan yang menyertai atrofi, atrofi dibagi menjadi 5, yaitu:

  • atrofi biasa dimana tidak ada materi apapun yang menyertai atrofi.
  • atrofi lemak merupakan keadaan atrofil yang mana sel sel yang hilang sebagai penyebab atrofi digantikan oleh lemak
  • atrofi fibrosa adalah atrofi yang mana sel sel yang hilang digantikan oleh fibrosit
  • atrofi pigmen adalah atrofi yang disertai dengan pengendapan pigmen
  • atrofi mucoid adalah atrofi dari lemak yang berbentuk mucin jaringan ikat.
5. hipertrofi
    peningkatan ukuran jaringan atau organ akibat ukuran sel sel penyusunnya meningkat.

Sesuai dengan penyebab terjadinya, hipertrofi dibagi atas 3 bentuk

  • hipertrofi akibat peningkatan aktivitas
jaringan atau organ yang mengalami peningkatan dalam aktivitas fungsionalnya. contohnya otot anggota gerak olahragawan.
  • hipertrofi karena kompensasi
hipertrofi ini nampak pada hewan yang alat geraknya lebih sering digunakan karena alat gerak lainnya dalam keadaan sakit.

  • hipertrofi fisiologis
umumnya terjadi pada uterus hewan bunting, hal ini diakibatkan karena berat dan tekanan dari janin sehingga otot otot abdomen dan sekitarnya menebal

6. hiperplasia
    peningkatan ukuran jaringan atau organ akibat peningkatan abnormal jumlah sel penyusunnya

penyebab hiperplasia antara lain:

  • iritasi yang berulang dalam jangka waktu lama
  • gangguan endokrin
  • gangguan nutrisi
  • penyakit infeksius
7. hipoplasia
    kegagalan suatu jaringan atau organ mencapai ukuran normalnya.

beberapa penyebab hipoplasia yaitu:

  • kongenital (bawaan sejak dalam kandungan)
  • suplai darah yang kurang cukup
  • gangguan inervasi saraf
  • malnutrisi
8. metaplasia
    perubahan tie sel atau jaringan menjadi tipe sel atau jaringan yang lain. tujuan dari metaplasia umumnya untuk fungsi proteksi terhadap rangsangan yang kronis.

Penyebab terjadinya metaplasia yaitu:

  • iritasi yang berulang ulang dan berlangsung lama
  • gangguan endokrin
  • defisiensi vitamin A
9. Diplasia
    Displasia merupakan gangguan pertumbuhan tulang terutama dekat persendian akibatnya proses penyembuhan menyimpang

10. Anaplasia
      Anaplasia adalah gangguan pertumbuhan sel-sel dimana lebih banyak sel-sel primitif dan tidak dapat berdiferesiasi sebagaimana pada embrional sel-sel secara normal

11. Neoplasia
      Neoplasia merupakan gangguan pertumbuhan tingkat sel, jaringan maupun organ dari tubuh hewan. Pada tingkat sel ditandai dengan gambaran mitosis yang tinggi disertai suplai darah yang intensif.

12. Anomali Perkembangan dan Malformasi.
      Anomali perkembangan sebetulnya berasal dari sebelum lahir, diduga karena infeksi prenatal, efek toksik intrauterin: akibat induk makan zat toksik, defisiensi vitamin A, dan genetik (gen mutant).
  Contoh Anomali: duktus arteriosus persisten dan duktus thyro-glossal.
    Malformasi atau penyimpangan bentuk: adalah bentuk deformitas misalnya pada kerusakan epifise os femur karena osteomyelitis kronis, dapat menyebabkan tulang tidak tumbuh dan kaki menjadi pendek (deformitas). 

13. Aging
     ‘Aging’  adalah mekanisme perubahan struktural dan fungsional sel/jaringan yang dipengaruhi oleh faktor umur (age).


  Ada bebrapa teori yang mempengaruhi aging adalah:
  1). Teori seluler: terprogram secara genetik
  2). Teori imun: penurunan imunitas
  3). Teori penurunan respon jaringan terhadap  hormon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar