Label

Jumat, 22 Februari 2013

Penyakit Infeksius Anthrax

Pada postingan kali ini, saya akan membahas tentang Penyakit Infeksius khususnya pada penyakit Anthrax. Postingan ini dimaksudkan sebagai Review mata kuliah Penyakit Inveksius Veteriner I pada semester 4.

Pertama saya akan menjelaskan perbedaan dari Penyakit Infeksius dengan Penyakit Non Infeksius sebagai Pendahuluan, agar lebih memahami maksud dari topik kali ini


  • Perbedaan Penyakit Infeksius dan Non Infeksius

- Penyakit Infeksius merupakan penyakit yang umumnya disebabkan oleh jasad renik, misalnya virus, bakteri, ricketsia, dll. tanda yang sering ditemukan untuk penyakit infeksius yaitu terjadinya radang.
- Penyakit non infeksius merupakan penyakit yang biasa disebabkan oleh gangguan metabolisme tubuh, contohnya penyakit kencing manis.

  • Penyakit Anthrax
- Anthrax merupakan penyakit infeksius yang bersifat zoonosis, penyakit ini biasanya pada pemeriksaan antemortem bisa dikenali melalui radang yang terjadi pada organ limpanya.
- Pada sapi, kambing, kuda, dan domba penyakit Anthrax bersifat akut, artinya penyakit ini cepat terlihat gejalanya, dan tidak butuh waktu lama bagi penyakit ini untuk mematikan hewan tersebut. sedangkan pada Babi penyakit Anthrax bersifat kronis biasanya menimbulkan Pharingitis.
- Pada media kultur bakteri Anthrax tidak menghemolisa darah, dia memiliki diameter yang besar, berbentuk cembung, dan tepinya kasar karena memiliki Caput Medusa.
- Sifat fisikokimia dari Anthrax yaitu pada bentuk vegetatifnya dan bentuk sporanya.
Pada bentuk vegetatif bakteri anthrax kurang tahan pada lingkungan yang tidak menguntungkan, sedangkan pada bentuk sporanya bakteri anthrax bisa bertahan hingga ratusan tahun di lingkungan yang tidak menguntungkan misalnya di tanah, maka dari itu, bakteri Anthrax akan membentuk spora jika lingkungannya tidak menguntungkan.
- Epizootiologi penyakit Anthrax
Penyakit Anthrax sangat Rentan pada hewan Sapi, kambing, dan domba. Pada Anjing dan Kucing Anthrax Cukup Rentan. Pada Babi anthrax Kurang Rentan. Pada hewan berdarah dingin dan unggas anthrax bersifat resisten.
- Penularan penyakit Anthrax bisa melalui oral, inhalasi, dan kontak  (kontak langsung atau tidak langsung). biasanya melalui kontak (kontak langsung atau tidak langsung) penyakit Anthrax tidak terlalu mematikan seperti pada penularan secara oral maupun secara Inhalasi.
- Gejala yang timbul pada hewan berbeda- beda utamanya pada hewan yang memiliki jenis makanan berbeda seperti herbivora dan karnivora.

  1. hewan Herbivora
pada hewan herbifora umumnya gejala yang timbul yaitu demam hingga mencapai 41 drajat celcius namun nafsu makan masih tetap bagus. hal inilah mengapa pada penyakit anthrax sering dikatakan kematian mendadak. gejala khususnya bisa terjadinya diare berdarah serta keluar darah yang terus menerus dari seluruh lubang alami pada tubuh hewan terinfeksi, gejala ini biasanya ditemukan jika hewan tersebut tertular secara oral, artinya hewan tersebut tertular melalui makanan yang terkontaminasi bakteri anthrax baik dalam bentuk vegetatif ataupun dalam bentuk spora. tidak jarang hewan yang terinfeksi anthrax juga mengalami sesak nafas, gejala ini ditemukan jika hewan tersebut tertular secara inhalasi. gejala yang lainnya yaitu inkoordinasi gerak.

    2.  hewan Karnivora

pada hewan karnivora contohnya anjing, gejala yang timbul biasanya terdapat lesi pada daerah bibir, mulut dan lidah melepuh (erosi), terjadi pharingitis dan Gastroonteritis (muntaber)

   3.  Babi

pada babi biasanya hanya terjadi pharingitis.

- Spesimen yang digunakan dalam diagnosa penyakit anthrax bisa berupa olesan darah pada catton swab atau daging kering, atau organ dari hewan terinfeksi. biasanya spesimen yang akan dikultur merupakan bentuk vegetatif sebab bentuk spora anthrax kurang bagus untuk di kultur.
- pengujian yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit anthrax bisa menggunakan:

  1. uji Mikrobiologi
pengujian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri Anthrax. uji Mikrobiologi umumnya meliputi morfologi, biokimia, dan Biakan.

    2.  uji Serologis

pada uji serologis digunakan metode Ascoli yaitu metode yang digunakan untuk menentukan jaringan yang tercemar anthax. uji ascoli baik digunakan pada sampel hewan yang terinfeksi bukan pada sampel lingkungan karena pada lingkungan tidak hanya terdapat bakteri bacilus antraxis tapi terdapat juga bakteri bakteri bacillus yang lainnya.
prinsip dari uji serologis yaitu reaksi yang timbul antara antibodi (serum ascoli) dengan antigen. reaksi yang terjadi bila jaringan tersebut positif anthrax yaitu terbentuknya cincin putih antara dua cairan yang direaksikan.
Cara pengujian antrhax dengan metode ascoli yaitu:

  1. jaringan terinfeksi diekstrasi dengan air melalui perebusan atau dengan menambahkan kloroform.
  2. cairan jernih hasil ekstrasi akan mengandung protein Antrax jika pada jaringannya terdapat bakteri Anthrax. cairan jernih tersebut disebut Presiptinogen.
  3. Presiptinogen kemudian direaksikan dengan serum ascoli dalam tabung sempit.
  4. jika reaksi tersebut positif maka akan terbentuk cincin berwarna putih diantara pertemuan presiptinogen dan serum ascoli
sekian postingan saya tentang review kuliah penyakit Infeksius veteriner I khususnya topik Penyakit anthrax yang saya ikuti. semoga dengan postingan ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca umumnya dan khususnya untuk saya semoga bisa lebih memahami topik ini. Terimakasih, jika ada kesalahan, kritik, saran atau tambahan dimohon komentarnya :)


1 komentar: