Label

Sabtu, 04 Mei 2013

Gangguan Pertumbuhan (Patologi Umum Veteriner)

kesempatan ini saya ingin memposting tentang materi Patologi Umum Veteriner tengtang Gangguan Pertumbuhan.

kasus gangguan pertumbuhan tidak hanya terjadi pada manusia, namun juga banyak terjadi pada hewan. gangguan pertumbuhan ini bisa terjadi ditingkat sel yang merupakan penyusun terkecil tubuh atau bahkan di tingkat organ dimana gangguan pertumbuhan ini dapat terjadi baik sebelum kelahiran atau sesudah kelahiran.
ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan yaitu:

  • jumlah sel dalam jaringan atau organ
  • ukuran sel dalam jaringan atau organ
  • kombinasi dari kedua faktor diatas
  • perubahan tipe sel normal menjadi tipe sel yang lain dalam jaringan atau organ


dari faktor faktor penyebab gangguan pertumbuhan diatas ada beberapa dampak yang ditimbulkan terhadap organ atau jaringan seperti:

  • sel atau jaringan lebih kecil dari keadaan normal
  • sel atau organ lebih besar dari keadaan normal
  • perubahan tipe tipe sel yang lain


ada banyak jenis jenis gangguan pertumbuhan baik itu dilihat dari penyebab atau dari bentuk jaringan atau organ yang mengalami gangguan pertumbuhan. berikut ini jenis jenis gangguan pertumbuhan.
1. Agenesis
    adalah gangguan pertumbuhan dimana suatu jaringan atau organ tidak ada pada suatu individu sejak lahir. penyebabnya adalah akibat kelainan pertumbuhan pada masa embrional
2. Aplasia
    merupakan gangguan pertumbuhan dimana organ atau jaringan yang telah terbentuk sejak lahir tidak mengalami perkembangan sama sekali.
3. Atresia
    merupakan gangguan pertumbuhan dimana tidak adanya atau tidak terbentuknya lubang alami pada tubuh sejak lahir. hal ini disebabkan akibat kelainan pertumbuhan saat masa embrional
4. Atrofi
    adalah gangguan pertumbuhan dimana keadaan jaringan atau organ mengecil setelah jaringan atau organ tersebut telah mencapai ukuran normal. ada dua faktor penyebab gangguan pertumbuhan ini yaitu berkurangnya jumlah sel (atrofi numerik) dan akibat kurang besarnya komponen sel sel (atrofi kuantitatif)

berdasarkan penyebabnya ada beberapa tipe atrofi yaitu:

  •  atrofi fisiologis

    atrofi ini diakibatkan oleh proses metabolisme normal yang umumnya berkaitan dengan umur. contohnya bursa fabricius pada unggas, semakin dewasa unggas tersebut bursa fabricius semakin kecil.

  • atrofil malnutrisi

    jaringan atau organ mengalami pengecilan (atrofi) karena kekurangan gizi yang berlangsung lama.

  • atrofi salah guna

    yaitu penurunan ukuran jaringan atau organ karena jarang digunakan atau tidak melakukan aktivitas. umumnya atrofi ini terjadi pada anggota gerak.

  •  atrofi tekanan

    keadaan suatu jaringan atau organ yang mengecil akibat tekanan mekanik secara terus menerus dan berlangsung lama. contohnya jaringan yang tertekan oleh tumor.

  • atrofi humoral

   mengecilnya suatu jaringan atau organ akibat kekurangan hormon tertentu.

  • atrofi keracunan

   mengecilnya jaringan atau organ akibat zat racun tertentu yang mengganggu pertumbuhannya. zat racun biasanya menyebabkan nekrosis sel sel sehingga terjadi pengurangan jumlah sel sel pada organ tersebut.

dilihat dari keadaan yang menyertai atrofi, atrofi dibagi menjadi 5, yaitu:

  • atrofi biasa dimana tidak ada materi apapun yang menyertai atrofi.
  • atrofi lemak merupakan keadaan atrofil yang mana sel sel yang hilang sebagai penyebab atrofi digantikan oleh lemak
  • atrofi fibrosa adalah atrofi yang mana sel sel yang hilang digantikan oleh fibrosit
  • atrofi pigmen adalah atrofi yang disertai dengan pengendapan pigmen
  • atrofi mucoid adalah atrofi dari lemak yang berbentuk mucin jaringan ikat.
5. hipertrofi
    peningkatan ukuran jaringan atau organ akibat ukuran sel sel penyusunnya meningkat.

Sesuai dengan penyebab terjadinya, hipertrofi dibagi atas 3 bentuk

  • hipertrofi akibat peningkatan aktivitas
jaringan atau organ yang mengalami peningkatan dalam aktivitas fungsionalnya. contohnya otot anggota gerak olahragawan.
  • hipertrofi karena kompensasi
hipertrofi ini nampak pada hewan yang alat geraknya lebih sering digunakan karena alat gerak lainnya dalam keadaan sakit.

  • hipertrofi fisiologis
umumnya terjadi pada uterus hewan bunting, hal ini diakibatkan karena berat dan tekanan dari janin sehingga otot otot abdomen dan sekitarnya menebal

6. hiperplasia
    peningkatan ukuran jaringan atau organ akibat peningkatan abnormal jumlah sel penyusunnya

penyebab hiperplasia antara lain:

  • iritasi yang berulang dalam jangka waktu lama
  • gangguan endokrin
  • gangguan nutrisi
  • penyakit infeksius
7. hipoplasia
    kegagalan suatu jaringan atau organ mencapai ukuran normalnya.

beberapa penyebab hipoplasia yaitu:

  • kongenital (bawaan sejak dalam kandungan)
  • suplai darah yang kurang cukup
  • gangguan inervasi saraf
  • malnutrisi
8. metaplasia
    perubahan tie sel atau jaringan menjadi tipe sel atau jaringan yang lain. tujuan dari metaplasia umumnya untuk fungsi proteksi terhadap rangsangan yang kronis.

Penyebab terjadinya metaplasia yaitu:

  • iritasi yang berulang ulang dan berlangsung lama
  • gangguan endokrin
  • defisiensi vitamin A
9. Diplasia
    Displasia merupakan gangguan pertumbuhan tulang terutama dekat persendian akibatnya proses penyembuhan menyimpang

10. Anaplasia
      Anaplasia adalah gangguan pertumbuhan sel-sel dimana lebih banyak sel-sel primitif dan tidak dapat berdiferesiasi sebagaimana pada embrional sel-sel secara normal

11. Neoplasia
      Neoplasia merupakan gangguan pertumbuhan tingkat sel, jaringan maupun organ dari tubuh hewan. Pada tingkat sel ditandai dengan gambaran mitosis yang tinggi disertai suplai darah yang intensif.

12. Anomali Perkembangan dan Malformasi.
      Anomali perkembangan sebetulnya berasal dari sebelum lahir, diduga karena infeksi prenatal, efek toksik intrauterin: akibat induk makan zat toksik, defisiensi vitamin A, dan genetik (gen mutant).
  Contoh Anomali: duktus arteriosus persisten dan duktus thyro-glossal.
    Malformasi atau penyimpangan bentuk: adalah bentuk deformitas misalnya pada kerusakan epifise os femur karena osteomyelitis kronis, dapat menyebabkan tulang tidak tumbuh dan kaki menjadi pendek (deformitas). 

13. Aging
     ‘Aging’  adalah mekanisme perubahan struktural dan fungsional sel/jaringan yang dipengaruhi oleh faktor umur (age).


  Ada bebrapa teori yang mempengaruhi aging adalah:
  1). Teori seluler: terprogram secara genetik
  2). Teori imun: penurunan imunitas
  3). Teori penurunan respon jaringan terhadap  hormon.

Senin, 04 Maret 2013

Radang (Patologi Veteriner Umum)

topik kali ini adalah tentang Radang. topik ini adalah materi matakuliah Patologi Veteriner umum yang di berikan di semester 4.

untuk mengawali pembahasan, saya akan menjelaskan mengenai definisi dari radang itu sendiri.
Radang merupakan respon vaskuler dan seluler dari jaringan hidup terhadap cidera yang terjadi. Terjadinya radang bukan berarti tanpa manfaat, radang ini bertujuan untuk menghancurkan dan mengeliminasi agen asing yang masuk dalam tubuh. ada beberapa faktor penyebab radang yaitu:
  1. Keberadaan benda asing dalam jaringan (jaringan donor, agen biologis, benda mati)
  2. kerusakan jaringan yang menimbulkan Nekrosis, Infark, Hemoragih, Thrombus
Ada 5 ciri ciri radang yang umum menyertai seperti:
  1. Rubor (kemerahan)
rubor ini terlihat secara makroskopik dari luar tubuh, biasanya ini disebabkan oleh pembuluh darah yang mengalami vasodilatasi (melebar) sehingga aliran darah pada pembuluh darah tersebut lambat, dan menyebabkan warna merah pada permukaan tubuh.

      2.  Kalor (panas)

kalor umum terjadi saat terjadi peradangan, ini biasanya disebabkan karena pembuluh darah mengalami vasodilatasi menyebabkan aliran darahnya melambat, aliran darah tersebut membawa panas tubuh, sehingga terjadi perambatan panas keluar tubuh (kalor)

      3. Tumor/Edema (bengkak)

bengkak ini disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah, sehingga endotel pembuluh darah meregang, menyebabkan terbentuknya celah endotel. akibat dari terbentuknya celah endotel ini plasma darah keluar dari pembuluh darah menuju ke jaringan interstisial, sehingga terjadi akumulasi di jaringan tersebut sehingga timbul bengkak (tumor)

      4.  Dolor (Rasa sakit)

rasa sakit ini diakibatkan oleh adanya edema yang menekan saraf disekitarnya.

      5.  Fungsio Laesa (gangguan jaringan/ organ)
ciri ini merupakan akibat dari akumulasi 4 ciri ciri sebelumnya sehingga organ tidak bisa berfungsi sebagaimana normalnya.

Proses Terjadinya Inflamasi

proses ini diawali dengan masuknya agen asing kedalam tubuh, menyebabkan pembuluh darah mengalami vasokontriksi (penyempitan) dengan sangat cepat. vasokontriksi menyebabkan sel mast yang berada di luar pembuluh darah menghasilkan agen inflamasi seperti histamin, dll. selanjutnya agen inflamasi tersebut menyebabkan pembuluh darah mengalami vasodilatasi (melebar), dimana aliran darah yang awalnya cepat menjadi melambat, serta terjadi peregangan pada endotel dinding pembuluh darah sehingga terbentuk celah endotel. pada saat aliran darah cepat sel leukosit berada di axial dari pembuluh darah (ditengah), namun pada saat aliran darah lambat leukosit tersebut berada di non- axial dari pembuluh darah (ke tepi), leukosit menempel pada endotel pembuluh darah (adesi) kemudin menggelinding hingga sampai pada celah endotel (rolling), kemudian leukosit ini masuk kedalam celah endotel (diapedesis) dan akhirnya kluar dari pembuluh darah (ekstravasasi). leukosit yang telah berada diluar pembuluh darah mengetahui letak agen asing karena adanya sinyal kemotaksis dari agen inflamasi yang dihasilkan oleh sel mast atau leukosit itusendiri, kemudian sel leukosit ini bergerak menuju agen asing (kemoatraktif) yang pada akhirnya memfagosit agen asing tersebut.

sekian tulisan saya tentang topik Radang... terimakasih

Minggu, 03 Maret 2013

Colibacillosis

kesempatan kali ini saya mencoba membahas tentang penyakit infeksius khususnya Ecobacilliosis, bahasan ini adalah review mata kuliah penyakit infeksius I yang diterangkan dalam perkuliahan veteriner minggu ini.

Colibacilliosis merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri E. coli, penyakit ini uumnya menyerang ternak dewasa maupun ternak muda misalnya: sapi, babi, unggas, dll.

sebelum embahas tentang penyakit Ecobacillosis, saya akan sedikit menyinggung tentang bakteri E. coli yang menjadi penyebab dari penyakit ini.

E. coli merupakan bakteri gram negatif berkoloni kecil  yang berbentuk bacil - kokoid dengan diameter sekitar 1-3mm. E. coli memiliki permukaan yang halus dan tepi yang rata, serta memfermentasi laktosa. pada media kkultur EMBA E. coli terlihat berwarna Hijau Metalik, sedangkan Pada media kultur Mac Conkey dan SS agar berwarna Merah muda.
E. coli merupakan flora noemal yang berada pada saluran cerna manusia dan hewan, namun 10-15%  E.coli bersifat Pathogen.
E. coli merupakan bakteri golongan Coloform yang dapat digunakan sebagai indikator Sanitasi.

beberapa strain E. coli dapat bersifat sebagai Pathogen dan menyebabkan penyakit pada banyak ternak baik ternak dewasa maupun ternak yang masih muda.

Patogenesis dari penyakit collibacilosis yaitu bakteri masuk ke dalam tubuh host, kemudian melakukan perlekatan dan berkolonisasi pada saluran pencernaan, berkembangbiak. kemudian menginfasi sel-sel jaringan dan memproduksi toksin sehingga menyebabkan peradangan organ atau bahkan kerusakan organ.
seperti gejala klinis yang terlihat pada hewan babi dan sapi berikut ini:

Gejala klinis pada babi dan sapi

  1. Anoreksia, Demam, Diare, Dehidrasi, dan Anemia.
  2. Edema dieasease dan odem
  3. produksi gas berlebih pada Saluran cerna
Pada hewan Babi sendiri ada tiga bentuk penyakit yaitu neonatal diare, weaning diare, dan edema diare.

selain pada Sapi dan Babi, Unggas juga dapat terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri E.coli ini atau lebih dikenal dengan Septicemia. ada beberapa penyakit yang menyerang unggas yaitu:

  1. Colisepticemia bentuk pernafasan
E. coli pada penyakit ini masuk kedalam sirkulasi darah melaluiluka mukosa pada saluran nafas. gejala yang terlihat pada hewannya secara anatomi yaitu terjadi radang pada trakea, paru-paru, kantong udara, perikardium, dan peritonium.

     2.  Neonatal Coli

penyakit ini menyerang unggas muda usia 1-2 hari, dan menyebabkan kematian hingga 10-15%, gangguan pertumbuhan 5%. pada penyakit ini E.coli dapat ditemukan di otak, ata, sendi, tendon bahkan tulang.

     3.  Panopthalmitis

gejala pada penyakit ini ditandai dengan mata bengkak, bola mata keruh, buram sehingga mata hewan tersebut buta.

    4. Meningitis atau disebut Enchepalitis.

    5. Coligranuloma

gejala yang dapat terlihat pada penyakit ini yaitu Terdapat bungkul-bungkul pada hati, caecum, mesenterium, dan doudenum.

selain penyakit diatas ada beberapa bentuk infeksi lokal yang umum menyerang unggas seperti ayam, yaitu:

  1. Omphalitis
Radang pada tali pusar anak ayam yang baru menetas, gejalanya yaitu talipusar merah, keruh, basah, yolk sac encer dan bau. sumber penyakitnya yaitu telur tersebut terkontaminasi bakteri E. coli.

     2.  Cellulitis

Radang di bawah kulit, pada penyakit swallon head terjadi pada daerah periorbital dan jaringan sub kutan dikepala.

     3.  Diare

ok strain ETEC biasanya disertai enteritis, E. coli penyebab primer atau sekunder.

     4. Salphingitis

radang pada saluran telur (oviduk). penyebabnya E. coli pindah dari kloaka ke oviduk melalui kantong udara.

ada beberapa cara penularan dari penyakit yang sisebabkan bakteri E. coli ini yaitu: Feco-oral route, vertikal dan horizontal, droplet-nuclei dan debu, periinhalasi, atau kumbang hitam dewasa yang merupakan vektor mekanik.

ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi penyebab penyakit karena bakteri E.coli seperti mmanajemen ternak yang kurang bagus, sanitasi kandang yang buruk, kelelahan, stress, dan penyakit lain.

sampai disini tulisan tentang Collibacilosi... terimakasih


Senin, 25 Februari 2013

Degenerasi Dan Nekrosis

Tulisan ini adalah review dari pembahasan matakuliah Patologi umum veteriner di smester 4 tentang Degenerasi dan Nekrosis sel atau jaringan.
Apa itu Degenerasi? dan Apa itu Nekrosis?
saya akan menjelaskan uraiannya pada awal pembahasan tentang topik ini.

     Degenerasi merupakan perubahan morfologi dan fungsi yang sifatnya irreversibel (bisa kembali menjadi normal). Degenerasi sel atau jaringan dapat diamati dari komponen komponen yang ada pada sel seperti membran sel, inti sel, dan sitoplasmanya.
ada 8 macam degenerasi yang terjadi pada sel atau jaringan makhluk hidup yaitu:


No.
Jenis Degenerasi
Ciri Ciri
Bagian yang sering Terjadi
Penyebab
1
Degenerasi Perenkimatosa
Adanya radang pada organ
-Jaringan berparenkim
Ketidak seimbangan pompa sodium Na (intrasel) dengan K (ekstrasel) akibat mekanis, respon imun berlebih, toksik, anoksia, infeksi
2
Degenerasi Melemak
Pada pewarnaan HE terjadi vakolisasi (inti kepinggir)
-Jaringan berparenkim
Hepatosi toksik dan mal nutrisi, blokade asam lemak, penyerapan lemak yang berlebih diusus.
3
Degenerasi Hidrofik (akumulasi molekul air pada sitoplasma)
Pada pewarnaan HE terjadi vakolisis (inti tetap di central)
-Sel  epitelial
(sama dengan deg. Melemak)
4
Degenerasi Hyalin (akumulasi protein)
-Amorfous (struktur tidak berbentuk)
-Eosinofilik (merah)
- Jaringan ikat
- Membrana basalis
5
Degenerasi Fibrinoid (akumulasi protein yang berbentuk benang- benang)
-Lesi imunologis seperti Arthus (alergi) dan tumor sel mast
- Pembuluh darah
6
Degenerasi Amiloid (akumulasi glikoprotein)
-Pembuluh darah
-Glomerulus ginjal
-Membrana basalis
-Sinusoid hepar
-Folikel limpa
7
Gout (akumulasi asam urat)
-Persendian
-Membrana serosa (umum pada hewan)
Gangguan metabolisme purin
8
Kalsifikasi (akumulasi garam Ca)
-Jaringan lunak



Pada degenerasi Melemak hampir mirip dengan Steatosa atau Perlemakan (infiltrasi lemak), hanya saja bedanya terdapat pada letaknya. Degradasi melemak umumnya terjadi di dalam sel sedangkan pada Steatosa terjadi di antara sel. Steatosa disebabkan oleh kegemukan, dan gangguan penyerapan lemak, umumnya untuk pewarnaannya digunakan Oil red O, sudan III, dan Sudan black.


     Nekrosis merupakan kematian sel yang bersifat Irrevesibel. Nekrosis memiliki ciri ciri yaitu Piknosis (inti hiperkromatik dan mengecil, Karyotheksis (inti pecah pecah) dan Karyolisis (inti hilang).  nekrosis juga hampir mirip dengan autolisis posmortum, namun ada ciri- ciri yang membedakannya antara keduanya, berikut ini perbedaanya.

Nekrosis
Autolisis Posmortem
Tampak ada sel hidup di sekitar sel yang mati
Tidak ada sel hidup di sekitar sel mati
Masih terlihat adanya eritrosit
Tidak terlihat ada eritrosit
Ada zona radang di sekitar sel Mati
Tidak ada sel radang secara difus

 Nekrosis mempunyai beberapa tipe yang mencirikan suatu penyakit. ada 3 tipe Nekrosis yaitu:

No.
Tipe Nekrosis
Ciri Ciri
Penyebab
1
Koagulatif
Struktur sel / jaringan masih dikenali
Anoksia Akut
Obtruksi pembuluh darah
Toksisitas Akut
2
Liquafaktif
Terdapat masa cair/ semi padat di dalam jaringan
Kongesti (pembendungan) pembuluh darah
3
Kaseosa
Struktur sel hilang
Inti gelap
Ada debris(sisa nekrosis sel)
Kalsifikasi di sitoplasma
Kerusakan lokal yang parah akibat infeksi / racun.

Selain memiliki tie, Nekrosis juga memiliki jenis-jenis yaitu:
  1. Nekrosis lemak
nekrosis ini merupakan kematian lemak dalam tubuh organisme hidup, umumya terjadi di ruang abdomen / dibawah kulit, peristiwa ini banyak ditemukan pada hewan Ayam.
nekrosis lemak memiliki ciri ciri tersendiri yang bisa dilihat secara makroskopis dan mikros kopis.
Secara makroskopis nekrosis lemak bisa diketahui melalui warna lemak yang suram (putih kekuningan), dan bidang sayatan yang keras.
Secara Mikroskopis ciri ciri yang terlihat yaitu zona lemak pada hewan di gantikan oleh jaringan fibrosa serta terlihat adanya radang.

   2.  Ganggren

Ganggren merupakan jaringan nekrotik yang disertai adanya bakteri saprofit seperti Clostridium sp.

   3.  Infark

Infark merupakan Nekrosis lokal akibat terhambatnya aliran darah ke lokasi tersebut, ciri ciri yang biasanya ditemukan yaitu adanya radang di sekitar infark.

  4.  Autolisis

Autolisis merupakan peristiwa di mana sel dicerna oleh enzim sendiri (enzim lisozim) setelah terjadi kematian sel. biasanya autolisis ini terjadi setelah 6 jam kematian (untuk di daerah tropis).


  Sampai disini tulisan mengenai Degenerasi dan Nekrosis, semoga dengan tulisan ini baik pembaca mauun penulis mendapatkan manfaat. terimakasih :)







Jumat, 22 Februari 2013

Pengenalan Virus

Pada kesempatan ini saya mencoba menulis pengenalan tentang virus. tulisan ini merupakan review dari mata kuliah Mikrobiologi Veteriner II pada semester 4.

- Virus merupakan mikroorganisme yang memiliki inti (asam nukleat) berupa RNA atau DNA saja. virus hidup didalam intrasel dan mutlak membutuhkan makhluk hidup sebagai hospesnya (parasit obligat intraseluler).
-  Dalam laboratorium virus dapat dikembangbiakkan pada telur ayam bertunas atau pada kultur jaringan.
- virus tidak hanya merugikan bagi makhluk hidup karena merupakan parasit, namun virus juga memiliki beberapa kegunaan, seperti:
  1. pembuatan vaksin
  2. mencegah dan menanggulangi penyakit menular
  3. menanggulangi wabah
- virus memiliki struktur - struktur tubuh yang menunjang kehidupannya yaitu :
  1. inti
Inti merupakan struktur sel virus yang terletak paling dalam, inti mengandung asam nukleat berupa RNA atau DNA. Inti sangat berperan penting dala proses replikasi dari virus untuk memperbanyak dirinya.
Menurut bentuk inti, virus dikelompokkan dalam empat golongan yaitu:
  • Single strain DNA (ss DNA)
  • double strain DNA (ds DNA)
  • single strain RNA (ss RNA)
  • double strain RNA (ds RNA)
     2. kapsid

Kapsid merupakan lapisan kedua terluar setelah inti. kapsid tersusun atas sub unit protein yang disebut kapsomer.

     -Struktur kapsid
       struktur kapsid yaitu berupa protein struktural dan protein non struktural.
  • Protein struktural berfungsi dalam menjaga kesetabilan virus, dan berperan dalam perlekatan virus pada hospesnya. 
  • Protein non struktural terdiri dari enzim yang diperlukan virus dalam replikasinya.
     - kapsid memiliki beberapa fungsi yaitu:
  • melindungi asam nukleat (inti)
  • mempermudah proses penempelan pada hospes dan juga pada proses penetrasi ke sel hospes.
     - Bentuk virus berdasarkan simetri kapsid ada dua yaitu:
  • Bentuk Helix
  • Bentuk Ikosahedral
     3. Amplop

Amplop merupakan bagian terluar dari struktur tubuh virus. Amplop tersusun atas lipid, protein, dan karbohidrat. pada amplop terdapat tonjolan yang disebut Spikes, tonjolan tersebut terdiri dari protein dan karbohidrat.

- Sifat- sifat virus yang berhubungan dengan Desinfeksi yaitu:
  1. sensitivitas terhadap panas
          umumnya virus yang memiliki amplop pada struktur tubuhnya lebih sensitif terhadap panas
     2.  sensitivitas terhadap PH
          virus sangat sensitif terhadap PH yang sangat ekstrim sebab kondisi tersebut dapat merusak virus.
     3.  pelarut lemak
          pelarut lemak sangat mempengaruhi jenis virus yang memiliki amplop karena jenis virus tersebut sangat sensitif terhadap pelaru lemak.
     4.  zat kimia
          zat- zat kimia mampu menyebabkan inaktivasi asam nukleat apabila zat tersebut bereaksi degan Asam amino dari protein.

     5.  Radiasi dan sinar ultra violet
          virus juga peka terhadap Radiasi dan sinar ultra violet, dua hal ini dapat merusak virus.

- Sifat virus yang berhubungan dengan Diagnosa
  1. virus merupakan mikroorganisme, butuh mikroskop elektron untuk melihat bentuk virus
  2. virus merupakan parasit obligat intraseluler, jadi untuk mengisolasi virus dibutuhkan sel hidup.
  3. Asam nukleat virus yang berupa DNA atau RNA dapat dilacak dengan PCR
  4. Antibodi khas pada virus dapat dilacak pada hewan yang terinfeksi virus.
Sekian ulasan tentang pengenalan Virus yang saya ikuti dalam mata kuliah Mikrobiologi veteriner II, Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan saya sendiri pada khususnya. terima kasih :)

Penyakit Infeksius Anthrax

Pada postingan kali ini, saya akan membahas tentang Penyakit Infeksius khususnya pada penyakit Anthrax. Postingan ini dimaksudkan sebagai Review mata kuliah Penyakit Inveksius Veteriner I pada semester 4.

Pertama saya akan menjelaskan perbedaan dari Penyakit Infeksius dengan Penyakit Non Infeksius sebagai Pendahuluan, agar lebih memahami maksud dari topik kali ini


  • Perbedaan Penyakit Infeksius dan Non Infeksius

- Penyakit Infeksius merupakan penyakit yang umumnya disebabkan oleh jasad renik, misalnya virus, bakteri, ricketsia, dll. tanda yang sering ditemukan untuk penyakit infeksius yaitu terjadinya radang.
- Penyakit non infeksius merupakan penyakit yang biasa disebabkan oleh gangguan metabolisme tubuh, contohnya penyakit kencing manis.

  • Penyakit Anthrax
- Anthrax merupakan penyakit infeksius yang bersifat zoonosis, penyakit ini biasanya pada pemeriksaan antemortem bisa dikenali melalui radang yang terjadi pada organ limpanya.
- Pada sapi, kambing, kuda, dan domba penyakit Anthrax bersifat akut, artinya penyakit ini cepat terlihat gejalanya, dan tidak butuh waktu lama bagi penyakit ini untuk mematikan hewan tersebut. sedangkan pada Babi penyakit Anthrax bersifat kronis biasanya menimbulkan Pharingitis.
- Pada media kultur bakteri Anthrax tidak menghemolisa darah, dia memiliki diameter yang besar, berbentuk cembung, dan tepinya kasar karena memiliki Caput Medusa.
- Sifat fisikokimia dari Anthrax yaitu pada bentuk vegetatifnya dan bentuk sporanya.
Pada bentuk vegetatif bakteri anthrax kurang tahan pada lingkungan yang tidak menguntungkan, sedangkan pada bentuk sporanya bakteri anthrax bisa bertahan hingga ratusan tahun di lingkungan yang tidak menguntungkan misalnya di tanah, maka dari itu, bakteri Anthrax akan membentuk spora jika lingkungannya tidak menguntungkan.
- Epizootiologi penyakit Anthrax
Penyakit Anthrax sangat Rentan pada hewan Sapi, kambing, dan domba. Pada Anjing dan Kucing Anthrax Cukup Rentan. Pada Babi anthrax Kurang Rentan. Pada hewan berdarah dingin dan unggas anthrax bersifat resisten.
- Penularan penyakit Anthrax bisa melalui oral, inhalasi, dan kontak  (kontak langsung atau tidak langsung). biasanya melalui kontak (kontak langsung atau tidak langsung) penyakit Anthrax tidak terlalu mematikan seperti pada penularan secara oral maupun secara Inhalasi.
- Gejala yang timbul pada hewan berbeda- beda utamanya pada hewan yang memiliki jenis makanan berbeda seperti herbivora dan karnivora.

  1. hewan Herbivora
pada hewan herbifora umumnya gejala yang timbul yaitu demam hingga mencapai 41 drajat celcius namun nafsu makan masih tetap bagus. hal inilah mengapa pada penyakit anthrax sering dikatakan kematian mendadak. gejala khususnya bisa terjadinya diare berdarah serta keluar darah yang terus menerus dari seluruh lubang alami pada tubuh hewan terinfeksi, gejala ini biasanya ditemukan jika hewan tersebut tertular secara oral, artinya hewan tersebut tertular melalui makanan yang terkontaminasi bakteri anthrax baik dalam bentuk vegetatif ataupun dalam bentuk spora. tidak jarang hewan yang terinfeksi anthrax juga mengalami sesak nafas, gejala ini ditemukan jika hewan tersebut tertular secara inhalasi. gejala yang lainnya yaitu inkoordinasi gerak.

    2.  hewan Karnivora

pada hewan karnivora contohnya anjing, gejala yang timbul biasanya terdapat lesi pada daerah bibir, mulut dan lidah melepuh (erosi), terjadi pharingitis dan Gastroonteritis (muntaber)

   3.  Babi

pada babi biasanya hanya terjadi pharingitis.

- Spesimen yang digunakan dalam diagnosa penyakit anthrax bisa berupa olesan darah pada catton swab atau daging kering, atau organ dari hewan terinfeksi. biasanya spesimen yang akan dikultur merupakan bentuk vegetatif sebab bentuk spora anthrax kurang bagus untuk di kultur.
- pengujian yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit anthrax bisa menggunakan:

  1. uji Mikrobiologi
pengujian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri Anthrax. uji Mikrobiologi umumnya meliputi morfologi, biokimia, dan Biakan.

    2.  uji Serologis

pada uji serologis digunakan metode Ascoli yaitu metode yang digunakan untuk menentukan jaringan yang tercemar anthax. uji ascoli baik digunakan pada sampel hewan yang terinfeksi bukan pada sampel lingkungan karena pada lingkungan tidak hanya terdapat bakteri bacilus antraxis tapi terdapat juga bakteri bakteri bacillus yang lainnya.
prinsip dari uji serologis yaitu reaksi yang timbul antara antibodi (serum ascoli) dengan antigen. reaksi yang terjadi bila jaringan tersebut positif anthrax yaitu terbentuknya cincin putih antara dua cairan yang direaksikan.
Cara pengujian antrhax dengan metode ascoli yaitu:

  1. jaringan terinfeksi diekstrasi dengan air melalui perebusan atau dengan menambahkan kloroform.
  2. cairan jernih hasil ekstrasi akan mengandung protein Antrax jika pada jaringannya terdapat bakteri Anthrax. cairan jernih tersebut disebut Presiptinogen.
  3. Presiptinogen kemudian direaksikan dengan serum ascoli dalam tabung sempit.
  4. jika reaksi tersebut positif maka akan terbentuk cincin berwarna putih diantara pertemuan presiptinogen dan serum ascoli
sekian postingan saya tentang review kuliah penyakit Infeksius veteriner I khususnya topik Penyakit anthrax yang saya ikuti. semoga dengan postingan ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca umumnya dan khususnya untuk saya semoga bisa lebih memahami topik ini. Terimakasih, jika ada kesalahan, kritik, saran atau tambahan dimohon komentarnya :)


Rabu, 23 Januari 2013

Sebuah Tulisan kadang "Misteri" kadang "Pengakuan"

hai readers... kali ini aku mau ngeposting tentang Menulis versi aku :)menulis kalo pandanganku bisa berarti pengakuan atau juga bisa berarti misteri. Mungkin klo tulisan berarti pengakuan readers dah pada tau, ya gitu lah kita menulis sesuatu yang bakal kita sampein ke orang lain dan orang yang jadi tujuan atau objek kita itu bakal ngerti dengan maksud dari tulisan kita itu. umumnya kalo yang ini kalimat yang dirangkai lebih to do point.
nah, gimana kalo menulis itu yang berarti misteri..???ini nih yang sering jadi pengalaman aku, hehe... menulis berarti misteri kalo versi aku itu menulis kata kata sebagai ungkapan pikiran atau perasaan kita tapi maksudnya itu nggak langsung kelihatan oleh pembacanya, kyak Tersirat gitu niatnya... atau bahkan hanya kita yang nulis sendiri yang paham dengan makna kata kata yang digunakan. biasanya kalo tulisan yang sberarti misteri ini kebanyakan menggunakan pengandaian seperti benda mati yang diandaikan dapat melakukan hal yang dilakukan manusia (majas) atau benda itu dijadikan simbol yang punya arti sebagai penjabarannya, misalnya nih " Duri berbalut saputangan merah Jambu" nah kalo aku yang mengartikan itu Rasa sakit hati dari seorang wanita. kenapa gitu??? duri itu umumnya terasa sakit klo menusuk, dan wanita itu identik dgn kelembutan, dan sering memendam sendiri perasaannya, saputangan merah jambu yang membalut duri itu cocok digunakan sebagai simbol yang melambangkan pengertian itu...menulis yang berarti misteri ini biasanya mengandung unsur seni, dan kreatifitas untuk menulisnya selain itu bagi yang membacanya butuh pemahaman lebih dan imajinasi. dari hal itulah kenapa aku lebih menyukai menulis yang misteri ini... membaca sebagai misteri bagi seseorang yang sensitif  dalam perasaan biasanya ia akan cepat memahami maksud dari tulisan itu, soalnya kalo dia punya sensitifitas dalam perasaannya dia bakal peka dengan maksud itu.